TANJUNGPURANEWS.COM (KETAPANG) – Bentuk
apresiasi program udara bersih Indonesia, Komunitas The Power of Mama (TPoM) menerima penghargaan “Clean air
Championship Award 2023” tingkat petani, MPA, perorangan wilayah Kalimantan.
Penerimaan penghargaan ini
diwakili oleh Maimun bertempat di Institut Pertanian Bogor (IPB) International
Convention Center, Kota Bogor, Jawa Barat.
Penghargaan yang diberikan oleh
Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University dan Farmers’
Initiatives for Ecological Livelihood and Democracy (FIELD) Indonesia ini
merupakan bentuk apresiasi dalam rangka program udara bersih Indonesia.
Menurut Prof. Bambang Hero
Saharjo, selaku Ketua Tim Seleksi Penerima Awards di tingkat Kabupaten,
Provinsi dan Nasional untuk tiga kategori, penghargaan ini pertama kali
diadakan pada tahun 2022.
“Latar belakang adanya
penghargaan ini di antaranya kami melihat peran dari penerima award ini. Ada
yang dari MPA (masyarakat peduli api), kemudian ada yang dari petani, kemudian
ada yang dari masyarakat, perorangan. Kemudian juga ada dari instansi, seperti dari DLHK.
Kemudian dari manggala agni,
sampai ke tingkat perorangan. Menurutnya hal ini
sangat penting dalam hal memberi support dan
semangat semua level untuk sepakat menciptakan udara bersih.
“Kami juga dibantu oleh satu
tim research dari United Kingdom yang menetapkan 7 kriteria
untuk pemilihan penerima award ini. Jadi sebetulnya ini penghargaan
internasional,” tambah Prof. Bambang
Hero Saharjo yang juga merupakan Direktur Regional Fire Management Research
Center (RFMRC) South East Asia di bawah Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB.
Dalam pidato yang disampaikan di
depan para tamu undangan acara penghargaan ini, Maimun sangat mengapresiasi
dukungan yang diterima The Power of Mama terutama dari YIARI dan The Orangutan
Project (TOP).
“Ini suatu penghargaan yang sangat luar biasa, kalau bagi saya orang biasa, ini adalah mimpi. Tapi tentu ini merupakan suatu tanggung jawab yang bakal kami emban ke depannya. Saya berdiri di sini hari ini sebagai perwakilan dari salah satu anggota organisasi kami, yaitu The Power of Mama, ungkapnya.
Maimun mengatakan Kami dari The Power of Mama itu terinspirasi oleh Ibu Dokter Karmele Llano Sanchez, Direktur Utama YIARI, karena beliau adalah inisiator kegiatan dari komunitas ini, dan oleh ibu Menteri LHK kita, Ibu Siti Nurbaya, karena beliau adalah sosok perempuan yang menjadi contoh bagi kami untuk bergerak dan berjuang di bidang lingkungan hidup.
"Kami tidak dibayar dan
bukan merupakan suatu instansi, namun sebagai relawan yang bergerak di
bidanglingkungan. Jadi kami menjadi bagian dari
komunitas ini semata-mata dari hati nurani kami,” ujar Maimun, 53 tahun, yang
berasal dari Desa Suka Maju, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Sejumlah dukungan yang telah
diterima The Power of Mama, disampaikan lebih lanjut oleh Maimun dalam
pidatonya. Ia menjelaskan bahwa kelompok The Power of Mama telah menerima
sejumlah program peningkatan kapasitas. Di antaranya pelatihan menggunakan
drone untuk memantau kawasan yang rawan kebakaran, SMART Patrol, public
speaking, dan pemadaman kebakaran.
“Kami berharap The Power of Mama
ini akan semakin berkembang, semakin maju, juga bisa menginspirasi kaum wanita,
kaum ibu-ibu, tentunya yang ada di pedesaan. Karena kebakaran hutan dan lahan itu tentu beradanya di pedesaan, seperti
desa kami yang sering terjadi kebakaran. Semoga kegiatan komunitas kami ini
bisa diterima di masyarakat, kami mengharapkan itu bantuan dan dorongan dari
semua pihak pemerintah yang ada di Indonesia,” ujar Maimun yang juga aktif
sebagai fasilitator desa dan penggerak pertanian organik di desanya.
The Power of Mama yang didirikan
pada 8 Juni 2022 ini merupakan komunitas yang terdiri dari para perempuan
lintas generasi dan terutama kaum ibu, yang tinggal di kawasan desa di sekitar
Ketapang, Kalimantan Barat.
Komunitas ini bertujuan
menjadikan kaum perempuan dan para ibu sebagai pelopor dalam menggerakkan
kesadaran masyarakat sekitar untuk peduli terhadap lingkungan, terutama dalam
kegiatan-kegiatan pelestarian alam di kawasan tempat mereka tinggal. Saat ini
kegiatan berfokus pada patroli dan monitoring pencegahan kebakaran hutan dan
lahan di desa masing-masing sebagai bagian dari persiapan dalam mengantisipasi
dampak perubahan iklim.
YIARI sebagai lembaga yang
menginisiasi kemunculan The Power of Mama, menyampaikan rasa bangga dan
apresiasi mendalam atas prestasi yang didapatkan kelompok yang sekarang telah
berjumlah 92 ibu-ibu rumah tangga dari 6 desa di Ketapang.
“Mereka perempuan hebat yang telah berhasil memberikan inspirasi bagi kita semua, terutama bagi komunitas di sekeliling mereka. Tanggung jawab mereka tidak putus hanya di rumah tangga, tetapi mereka berperan aktif dalam menjaga lingkungan untuk kita semua. Kita harus saling memberi dukungan dan inspirasi sebagai sosok perempuan yang punya peran sangat penting dalam menjaga lingkungan seperti ibu Siti Nurbaya,
“Menteri LHK yang tidak pernah
berhenti menjadi inspirasi untuk kami semua. Kami juga sangat berterima kasih kepada para pihak yang telah memberikan
pengakuan atas kerja keras mereka yang telah bekerja dengan sukarela
mengamankan lingkungan desa mereka dari kerusakan alam, terutama api. Kami dari YIARI berharap, kemunculan The Power of Mama ini akan menumbuhkan
inisiatif-inisiatif masyarakat dalam menjaga alam dan bumi ini,” ujar Karmele
Llano Sanchez, Direktur Utama YIARI.
Sejalan dengan harapan YIARI ini,
Prof. Bambang Hero Saharjo mengungkapkan bahwa perlu banyak upaya-upaya
masyarakat untuk menjaga kualitas udara.
“Ketika kita bicara tentang
kualitas udara itu, tidak berkaca pada hari ini saja. Karena bisa jadi apa yang
terjadi sekarang itu adalah kulminasi dari perjalanan-perjalanan
sebelumnya. Di situlah kita melihat ada
peran dari masing-masing, apakah itu perorangan, co-leadership dan
sebagainya,” tutupnya. (*Nad)
Social Header