TANJUNGPURANEWS (PONTIANAK-KETAPANG) – Hadiri Wakil Bupati Ketapang H.Farhan, menghadiri High Level Meeting Penghapusan Kemiskinan Ekstrem dan Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Kalimantan Barat tahun 2024, pada Rabu (21/02/2024) bertempat di Cendana Room Hotel Mercure Kota Pontianak.
H. Farhan menjelaskan
di Kabupaten Ketapang persentase penduduk miskin sejak tahun 2022 totalnya 9,39
% dari jumlah pendudukan Kabupaten Ketapang 575.900 jiwa, tahun 2023 sedikit
mengalami penurunan yaitu 9,25 persen.
"Sedangkan
kemiskinan ekstrem di Kabupaten Ketapang sebesar 3,57% dari total 575.900 jiwa
penduduk Kabupaten Ketapang," ujarnya dihadapan pj. Gubernur Kalbar dan
jajaran Pemprov Kalbar.
Kendala yang dihadapi
Pemkab Ketapang, tambahnya, dalam penanganan kemiskinan di Kabupaten Ketapang
yaitu : 1. Data kemiskinan yang belum akurat, 2. Keterbatasan sumber daya baik
anggaran tenaga maupun infrastruktur, 3. Belum meratanya akses pendidikan dan
kesehatan, 4. Masih tingginya angka pengangguran mencapai 6,71 ditahun 2022, 5.
Bencana alam kebakaran dan banjir yang merusaka infrastrur dan produksi pangan,
6. Kondisi insfrastruktur jalan yang masih belum merata dalam kondisi baik, 7.
Tingginya angka perkawinan, 8. Minimnya angkatan kerja yang terlatih.
"Kami sudah
berupaya untuk mengentaskan kemiskinan yaitu dengan cara : 1. Mengembalikan
anak dan dewasa putus sekolah, 2. Pengedalian inflansi daerah, 3. Pemberian
pelatihan kerja dan sertifikasi, 4. Pemberian bantuan dan pendampingan
wirausaha kepada kelompk rentan, 5. program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH), 6. Melakukan proses pemutakhiran data secara berkala agar Bansos tepat
sasaran, 7. Pemberian BPJS kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja
rentan, 100 peserta setiap Desa," terangnya.
Selain H. Farhan
menjelaskan, bahwa jumlah penduduk yang terdampak Stunting di Kabupaten
Ketapang tahun 2022 adalah 19,47%, tahun 2023 sebesar 19,04%.
"Dalam penanganan
stunting ada kendala yang dihadapi Pemkab Ketapang, diantaranya : 1. Capaian
Balita yang ditimbang masih rendah, 2. Akses air bersih yang kurang mencukupi,
3. Akses sanitasi kurang mencukupi, 4. Tingginya angka pernikahan anak, 5.
Tingkat kesadaran masyarakarat terkait pola hidup sehat sangat kurang, 6.
Kurang optimalnya dana Desa untuk penurunan stunting," katanya.
Adapun upaya yang
dilakukan Pemkab Ketapang dalam penurunan stunting diantaranya : 1. Peningkatan
akses terhadap air bersih dan sanitasi yg baik, 2. Penguatan kader posyandu PKK
GOW, pendamping sosial PKH, dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting
3. Edukasi gizi dan pola makan seimbang.
"Kami juga
melibatkan pihak swasta dalam penanggulangan kemiskinan dan stunting juga kami ada
program air bersih," ucapnya.
Sementara itu, Pj
Gubernur Kalimantan Barat Harisson, mengatakan faktor stunting itu sebenarnya
memang keadaan ekonomi dan pendidikan masyarakat yang masih belum baik.
Selain itu, menurutnya
pemberdayaan masyarakat yang mengedepankan aspek pertumbuhan, keadilan sosial
dan keterjangkauan juga agar menjadi perhatian bersama semua upaya ini hanya
mungkin terwujud melalui kolaborasi dan kerja keras seluruh pemangku
kepentingan.
"Tentu kinerja
aktif seluruh Kepala Daerah menjadi prasyarat mutlak tercapainya target
penurunan kemiskinan ekstrem dan penurunan angka stunting," harapnya.
Acara ini dihadiri
oleh Pj Gubernur Kalimantan Barat dr.Harisson,M.Kes. berserta perangkat daerah
provinsi, seluruh kepala dinas terkait , lembaga pemerintahan non kementerian
/BUMN/BUMD, Perwakilan Bupati/ Walikota se-Provinsi Kalimantan Barat. (NAD)
Social Header