![]() |
Tim Ilmu Tanah UNTAN Laksanakan PKM DIPA 2025, Optimalkan Lahan Sawit Rakyat |
TANJUNGPURANEWS.COM (PONTIANAK) - Tim
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura (UNTAN) melaksanakan kegiatan PKM DIPA 2025
bertajuk “Pengelolaan Lahan Kelapa Sawit Spesifik Lokasi di Desa Pengadang,
Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau”, pada hari Jumat (1/8). Program ini
bertujuan meningkatkan produktivitas lahan sawit rakyat di wilayah perbatasan
Kalimantan Barat melalui pendekatan berbasis spesifik lokasi.
Dipimpin oleh Dr. Sulakhudin,
S.P., M.P., bersama tim yang terdiri dari Dr. Ir. Bambang Widiarso, M.P., Dr.
Ir. Feira Budiarsyah Arief, M.Si., IPM., ASEAN Eng., dan Ulfia Fadilla, S.P.,
M.P., program ini bermitra dengan Kelompok Tani Tunas Benih Desa Pengadang.
Tantangan Lahan Marginal dan
Solusi Inovatif
Desa Pengadang yang memiliki
5.079,07 hektar daratan dengan 29,10% di antaranya merupakan lahan sawit
rakyat, menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan tanah Inceptisol yang
masam (pH rata-rata 4,06), dengan kejenuhan aluminium tinggi dan kandungan bahan
organik rendah. Hal ini membuat produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) stagnan
di angka 700 kg/ha/panen.
“Kami hadirkan teknologi
pengelolaan lahan spesifik lokasi, termasuk perbaikan sistem irigasi dan
drainase, serta aplikasi pupuk berbasis analisis tanah,” ujar Dr. Sulakhudin.
Pelatihan Praktis untuk Petani
Tim PKM UNTAN menyelenggarakan
pelatihan dua modul utama:
- Modul Pengelolaan Kesuburan Tanah Inceptisol:
teknik pengambilan sampel tanah, analisis hasil laboratorium, dan
perhitungan dosis pupuk.
- Modul Teknik Konservasi Lahan:
pembuatan teras bangku sederhana, penanaman cover crop Mucuna bracteata,
serta desain sistem drainase adaptif lahan basah.
Mahasiswa Program MBKM, Agnes
Nava Olyvia dan Yolanda Christi Frika, turut dilibatkan sebagai pendamping
teknis dalam kegiatan ini.
Dr. Bambang Widiarso menjelaskan
bahwa program ini bukan sekadar solusi teknis, namun juga bertujuan
memberdayakan petani melalui transfer teknologi yang berkelanjutan.
“Kami mengembangkan sistem
irigasi 'surjan' sebagai solusi menghadapi genangan air saat hujan dan
kekeringan di musim kemarau,” jelasnya.
Target Dampak Program
Program ini menargetkan
peningkatan pengetahuan petani hingga 80%, perbaikan sistem drainase untuk
mengurangi genangan hingga 70%, dan peningkatan produktivitas TBS secara
bertahap. Selain itu, program ini mendukung SDGs 2 (Zero Hunger) dan SDGs 8
(Decent Work and Economic Growth).
Dengan anggaran Rp 13.500.000
dari DIPA UNTAN tahun anggaran 2025, program ini berlangsung selama 8 bulan
dengan lokasi sejauh 235 km dari kampus UNTAN.
Luaran Program dan Komitmen
Berkelanjutan
Dr. Feira Budiarsyah Arief
menambahkan bahwa hasil dari program ini akan dipublikasikan di jurnal PRIMA
dan dokumentasi video yang diunggah di platform digital untuk memperluas dampak
ke masyarakat luas. Program ini juga membuka peluang kolaborasi dengan pemda
dan perusahaan sawit untuk mendukung keberlanjutan ekonomi petani di Desa
Pengadang.
“Ini adalah bagian dari komitmen
Tri Dharma Perguruan Tinggi UNTAN untuk berkontribusi dalam pengembangan
wilayah perbatasan melalui optimalisasi lahan marginal,” tegas Dr. Feira. (tim
liputan).
Editor : Heri
Social Header